Minggu, 24 Mei 2009

periodisasi filsafat barat

PERIODISASI FILSAFAT BARAT


Sejarah filsafat Barat dibagi dalam empat periode, yaitu zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan masa kini.
a) Zaman filsafat Yunani Kuno ( 600 SM – 400 SM)
Zaman Kuno meliputi zaman filsafat pra-Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya dikenaldengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu. Menurut Thales, arche itu air, Anaximandors berpendapat arche itu yang tak terbatas(to aperion).Anaximenes : arche itu udara, Pythagoras arche itu bilangan, Heraklitos arche itu api, ia juga berpendapat bahwa segala sesuatu itu teta, tidak bergerak.
b) Zaman Keemasan Filsafat Yunani Kuno
Pada waktu Athena dipimpin oleh Perikles,kegiatan politik dan filsafat dapat berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (retorika) dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia, sebagaimana dikatakan oleh Pythagoras, “manusia adalah ukuran untuk segala-galanya”.hal ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan bahwa “yang benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung tinggi oleh semua orang”.Akibat ucapannya itu Socrates dihukum mati.
Hasil pemikirannya Socrates dapat diketemukan pada muridnya Plato. Dalam filsafatnya Plato mengatakan: “realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang hanya terbuka bagi panca indra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua adalah ide.Pendapat tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah manusia-manusia yang konkrit. Ide manusia tidak terdapat dalam kenyataan. Aristoteles adalah filsuf realis. Sumbangan yang sa,pai sekarang masih digunakan adalah mengenai abstraksi, yakni aktivitas rasional dimana seseorang memperoleh pengetahuan.
c) Masa Helinistis dan Romawi
Pada masa ini muncul beberapa aliran,sebagai berikut:
1) Stoisme
Menurut paham ini jagat raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut “logos”. Oleh karena itu, segala kejadian berlangsung menurut ketetapan yang tidak dapat dihindari.
2) Epikurisme
Segala sesuatu terdiri atas atom-atom yang senantiasa bergerak. Manusia akan bahagia jika mau mengakui susunan dunia ini dan tidak boleh takut pada dewa-dewa.
3) Skeptisisme
Mereka berpikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai kebenaran. Sikap umum mereka adalah kesangsian.
4) Eklektisisme
Suatu kecenderungan umum yang mengambil beberapa unsur filsafat dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh
5) Neo Platonisme
Paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato. Tokohnya adalah Plotinus. Seluruh filsafatnya berkisar pada Alloh sebagai “yang satu”. Segala sesuatu berasal dari yang satu daningin kembali kepada nya.
d) Zaman Abad Pertengahan
Filsafat pada zaman pertengahan mengalami dua periode:
1) Periode Patristik
Pratistik berasal dari kata Latin patres yang berarti bapa-bapa Gereja,ialah ahli agama kristen pada abad permulaan agama Kristen.
2) Periode Skolastik
Periode Skolastik berlangsung dari tahun 800-1500 M
e) Zaman modern
Zaman modern dimulai dengan masa Renaissance yang berarti kelahiran kembali, yaitu usaha untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik(Yunani-Romawi). Zaman modern ditandai dengan munculnya rasionalisme Rene Descartes (1596-1650),B.Spinosa (1632-1677), dan G.Leibniz (1646-1716).Mereka menekankan pentingnya rasio atau akal budi manusia.
f) Masa Kini
Masa kini dimulai pada abad ke-19 dan 20 dengan timbulnya berbagai aliran yang berpengaruh seperti Positivisme, Marxisme, Eksistensialisme, Pragmatisme, Neo Kantianisme, Neo Tomisme, dan Fenomenologi.
1) Positivisme
Positivisme mulai pada filsuf A.Comte(1798-1857). A.Comte(sosiolog pertama) menyatakan bahwa pemikiran setiap manusia,pemikiran setiap ilmu dan pemikiran suku bangsa manusia pada umumnya melewati tiga tahap, yaitu: tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap positif-ilmiah.
2) Marxisme
Tokohnya adalah Karl Max, Pemikiran Karl Max ditunjukkan dengan materialisme dialektis dan materialisme historis.
3) Eksistensialisme
Eksistensialisme dipersiapkan dalam abad ke-19oleh S.Kierkegaard (1813-1855) dan F.Nietsche(1844-1900).Pada abad ke20 eksistensialisme menjadi aliran filsafat yang sangat penting.Filsuf-filsuf yang paling besar adalah K.Jaspars, M.Heideger, J.P.Sarte,G.Marcel dan Merleau Ponty.
4) Fenomenologi
Metode fenomenologi berasal dari E.Husserl (1859-1938) dan kemudian dikembangkan oleh M.Scheler (1874-1928) dan M.MerleauPonty. Fenomenologi mengatakan bahwa kita harus memperkenalkan gejala-gejala dengan menggunakan intuisi.
5) Pragmatisme
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang lahir diAmerika Serikat sekitar 1900.Tokoh-tokoh terpenting dari pragmatisme adalah W.James(1842-1920) dan J.Dewey (1859-1914). Pragmatisme mengajarkan bahwa ide-ide tidak “benar” atau “salah” melainkan ide-ide dijadikan benar oleh suatu tindakan tertentu.
6) Neo-Kantianisme dan Neo-tomisme
Neo-Kantianisme berkembang terutama di Jerman. Filsafat dalam aliran ini dianggap sebagai epistemolog dan kritik ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh terpenting adalah E.Cassier (1874-1945),H.Rickert (1863-1936), H.Vaihinger (1852-1933).Neo-Tomisme berkembang di dunia Katolik di banyak negara di Eropa dan di Amerika.

refleksi perkuliahan filsafat pendidikan matematika

REFLEKSI PERKULIAHAN
FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA


Pertama masuk perkuliahan filsafat pendidikan matematika, saya merasa seperti ada di dunia lain, aduh ini bukan duniaku. Terus terang awalnya ada sedikit kekhawatiran dalam diri saya dalam menempuh perkuliahan ini. Saya khawatir akan mengganggu keyakinan sayayang selama ini saya yakini.Karena menurut sepenglihatan saya, biasanya orang-orang yang berkecimpung dalam dunia filsafat dia akan terlena dan semakin terlena dengan dengan pertanyaan-pertanyaannya sendiri yang cenderung membentuk kepribadian kritis bahkan amat sangat kritis sampai-sampai menentang hal-hal yang memang sudah kodratnya, mereka selalu mengukur segala hal dengan pikirannya, apapun yang tidak logis (yang tidak masuk akal) mereka seolah-olah tidak mau mempercayainya, padahal dalam hidup ini tidak segala hal itu bisa kita jangkau dengan pikiran kita,misalnya mengenai Keesaaan Tuhan, pikiran kita amatlah sangat terbatas tidak mampu untuk menjangkaunya.
Namun, semakin terus menjalani perkuliahan ini, saya malah semakin tertarik, karena ternyata justru sebaliknya dengan belajar filsafat ini, saya terdorong untuk terus meningkatkan keyakinan saya trhadapTuhan, mengintrospeksi diri, memperbaiki diri agar hubungan sesama makhlukNya dan hubungan dengan Tuhan selalu baik. Banyak hal yang saya dapatkan melalui belajar filsafat, hal yang sangat mengena dalam diri saya adalah “ Dalam segala hal hatilah yang menjadi monitornya, pikiran tidak boleh mendominasi hati”. Seperti dalam elegi pertandingan tinju kuantitatif melawan kualitatif, ternyata yang memenangkan pertandingan adalah kualitatif yaitu hati. Filsafat adalah olah pikir, namun bukan berarti pikirkanlah yang selalu mendominasi, namun haruslah seimbang antara pikiran dan hati.
Sampai saat inipun mungkin saya masih bingung dengan dunia filsafat, kata-katanya yang membingungkan, pertanyaan-pertanyaan yang terkadang tidak terpikirkan apa jawabannya, namun hal itu saya yakini sebagai suatu bentuk olah pikir yang mampu menjadikan saya lebih dewasa, karena dengan belajar filsafat kita diarahkan untuk lebih dewasa menghadapi hidup, lebih peka terhadap segala hal, karena ternyata sesuatu sekecil apapun pasti bermakna dan memiliki dimensi ruang dan waktunya sendiri yang kita tidak boleh saling memangsanya.
Dalam perkuliahan ini, kita disuguhi banyak elegi. Dalam elegi ini terdapat banyak sekali kata-kata yang membingungkan, namun semakin saya mempelajarinya semakin saya tertarik, karena dalam elegi-elegi itu banyak tersimpan nasehat-nasehat untuk kita agar baik dan lebih baik lagi, meskipun terkadang dalam memahami elegi-elegi itu saya membutuhkan banyak waktu, karena perlu direnungi dan dikhayati agar mampu mengambil pesan apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Bahkan terkadang tidak saya pungkiri meskipun sudah berulang-ulang membacanya, namun tetap saja belum mampu memahaminya. Hal itulah yang terkadang membuat saya merasa jenuh, namun setelah kembali masuk kelas perkuliahan saya bertemu dan mendengarkan langsung dari sumbernya yaitu Pak Marsigit, kejenuhan itu sedikit demi sedikit mulai berkurang dan semangat untuk mempelajarinya muncul kembali. Ternyata memang benar, semakin kita dekat dengan sumbernya semakin kita mudah untuk mempelajarinya. Ilmu akan mudah kita pelajari jika hati dan pikiran kita bersih dan ikhlas dalam menjalaninya.

Rabu, 06 Mei 2009

elegi perbincangan matematika

Elegi menggapai hubungan titik, garis, bidang dan bangun ruang

Bangun Ruang: Ha ha ha ternyata akulah yang paling besar diantara kalian, engkau semua amatlah kecil jika dibandingkan dengan aku. Maka aku himbau, untuk semua mengabdilah kepadaku.
Titik: Memangnya dia siapa menyuruh aku seenaknya, aku harus mengabdi untuknya, memang dia penciptanku.
Bangun Ruang mendengar ucapan titik dan merasa sangat tersinggung, karena ada yang berani melawannya.
Bangun Ruang : Hey kamu, makhluk kecil tak berguna!!! Berani sekali kamu menentangku, jika aku mau saat ini pula aku bias membunuhmu! Karena sebenarnya angkau amatlah tak bermakna untukku, maka tutuplah segera mulutmu, agar tak semakin memuncak amarahku
Titik: Wahai bangun ruang, jika memang benar aku sama sekali tak bermakna untukmu, maka aku bersedia untuk mengabdi kepamu. Berilah aku waktu untuk menunjukkan bahwa apa yang kau ucapkan padaku adalah salah. Karena aku percaya bukankah semua yang diciptakan pasti bermakna.
Bangun Runang: Baikalah aku beri kamu 1 hari saja untuk menunjukkan hal itu
Titik: Baiklah, akan aku tunjukkan sampai engkau benar-benar mengakuinya.
Titik duduk termenung memikirkan bagaimana cara menyelamatkan diri dari penguasa sombong itu
Titik: Wahai penciptaku, apakah memang benar aku adalah makhlyuk yang tak bermakn? Sungguh hal ini tak adil untuk Aku.
Kemudian datanglah orangtua berambut putih
Orangtua berambut putih: Wahai titik tidak perlu engkau risau memikirkan hal ini, karena sebenar-benarnya aku mendengar semua yang kau ucapkan, dan aku akan menolongmu.
Titik : Bagaimana aku tidak risau, jika aku hidup memang tak punya makna apa-apa, aku harus mengbdi pada penguasa sombong, aku dihina, dicaci-maki aku tidak ingin hal itu, ingin merdeka!!
Orantua berambut putih: Lihatlah dirimu! Engkau sebenarnya amatlah sangat besar makananya, jika tidak ada engkau maka bangun ruang pun pasti tak ada, karena sebenar-benarnya, bangun ruang adalah kau,
Titik: Orang tua, bagaimana bisa engkau mengatakan bahwa bangun ruang itu adalah aku?? Itu adalah hal yang tidak mungkin
Orantua berambut putih: jika kamu memanglah belum sadar akan hal itu, baiklah akan aku tunjukkan, Panggilah 1 makhluk dari golonganmu, maka, jika kamu dan dia dihubungkan akan membentuk makhluk yang disebut garis, dan jika garis-garis itu berkumpul dan saling dihungkan bersama maka akan mampu membentuk makhluk yang disebut bidang, dan kamu tahu bukan!!!bahwa garis dan bidang adalah kepercayaan bangun ruang, mereka selalu menemani bangun ruang dimanapun kapanpun, dapat dikatakan jika mereka tak bersama bangun ruang, maka bangun ruang itu tak berdaya apa-apa.
Titik: Benar sekali katamu orang tua, terima kasih orang tua, engkau telah menyelamatkan aku dari penguasa sombong itu, saat ini juga akan aku temui dia, akan aku tunjukkan bahwa dia tak pantas menghinaku,
Titik: Wahai penguasa sombong, saat ini akan aku tunjukkan bahwa penilaianmu kepadaku itu salah.
Bangun Ruang: baiklah tunjukkan saja, paling-paling enkau hanya bermimpi
Titik: Tapi, sebelumya aku minta agar para kepercayaanmu yaitu, garis dan bidang juga ikut menyaksikan hal ini.
Bangun ruang: Baiklah, untuk saat ini akan aku turuti apa maumu. Wahai garis dan bidang kemarilah ikut menyaksikan mimpi sikecil ini.
Garis dan bidang: baiklah tuan
Titik: wahai kau Bangun ruang, mampukah kamu hidup tanpa mereka berdua (garis dan bidang)? Tentu tidak buka! Tapi kamu lupa, bahwa yang membentuk mereka semua adalah aku,ika kamu tidak percaya tanyakan saja pada mereka berdua!
Bangun ruang: Apa!!! Lancang sekali kamu,, kamu memang benar-benar sedang bermimpi,,maka untuk imbalan dari kelancanganmu itu, maka akan aku buang kau sejauh mungkin dari negeriku.
Garis: Ampun tuan, kalau saya lancang, apa yang dikatakan titik memanglah hal yang benar aku terbentuk darinya. Jika tuan memotongku terus-menerus sampai aku tak bisa lagi terpotong maka itulah sebenar-benarnya dia.
Bidang: Demikian pula aku tuan, aku terbentuk dari garis, sehingga memang benar jika aku terbentuk dari titik. Maka tuanpun sebenar-benarnya terbentuk dari titik pula, ampun tuan kalau hamba telah lancang,
Bangun ruang terdiam sambil merenungkan hal ini
Bangun ruang : Iya memng Aku terbentuk dari kalian garis dan bidang, ,,,,, berarti,,,,,,,,,A p aaaa! ,,,,,,,Berarti aku terbentuk dari titik pula?, berarti akupun tak bisa hidup jika makhluk kecil itu aku buang ? ya ampun ini tak mungkin!!!
Garis dan bidang : Benar tuan ini semua benar,,,,,,,
Bangun ruang: Terima kasih garis dan bidang kalian telah membuka mataku, sehingga aku terselamatkan dari rasa sombongku. Wahai titik, ampunilah aku, karena aku telah menghinamu,,
Titi: Taka pa tuan, mungkin memang sudahlah saatnya kita berkumpul menjadi keluarga yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya